"Berbagi Kata, Berbagi Berita"

Lewat Pentas “Rumpang”, Mahasiswa PBSI Unisma Sajikan Realitas Keluarga Tak Utuh dan Pertanyaan Menggantung.

Potret pertunjukan drama babak 5 (Foto/Arsip Panitia)

LPM FENOMENA – Suasana Hall Oesman Mansoer Universitas Islam Malang (Unisma) pada Jumat, (4/7/25) malam terasa syahdu saat mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2022 mementaskan pertunjukan drama bertajuk “Rumpang”.

Acara yang juga menampilkan pembacaan puisi dan cerita pendek ini merupakan luaran produk dari mata kuliah Sastra Pertunjukan yang berhasil menguras emosi penonton dengan tema kehilangan dan realitas suram sebuah keluarga. Sutradara pementasan, Safira, menjelaskan bahwa judul “Rumpang” secara harfiah berarti bolong atau kurang, yang secara sederhana menggambarkan sebuah keluarga yang tidak lengkap. Namun, maknanya lebih dalam dari itu.

“Ketika kita kaji lebih mendalam lagi, makna rumpang itu banyak. Rumpang itu kan kurang, jadi kurang itu identik dengan ketidakjelasan, atau hilang, ataupun kesuraman,” ujar Safira. Ia menambahkan, drama ini juga menggambarkan realita kehidupan di mana tidak semua hal bisa kita ketahui dan ada sesuatu yang tidak bisa kita gapai.


Pesan tersebut dihidupkan melalui tokoh utama bernama Amir, yang diperankan oleh Wildan Nabily. Amir adalah anak bungsu yang menanggung tekanan berat akibat nasib buruk keluarganya, mulai dari ayahnya yang menghilang selama 19 tahun, teror dari petugas partai, hingga melihat ibunya berselingkuh. Wildan mengaku mendalami peran melalui proses panjang, dengan merasakan dan berimajinasi menjadi Amir berdasarkan dialog dalam naskah.

“Ketika saya memerankan sebuah drama, saya tidak hanya membawakan sebuah teks, tapi sebuah rasa. Bukan seakan-akan, tapi ya ini saya, saya Amir,” ungkapnya.


Harapan untuk menyampaikan emosi ini diamini oleh sang sutradara sekaligus penulis naskah. Safira berharap penonton dapat merasakan apa yang dialami Amir.

“Saya harap penonton itu juga bisa merasakan apa yang dirasakan Amir, di mana hidupnya itu selalu dihantui dengan pertanyaan-pertanyaan yang enggak pernah pasti jawabannya, salah satunya kehilangan seorang ayahnya yang tak jelas alasannya,” tuturnya.


Ketua Pelaksana Acara, Aisyah Ramadhoni, mengungkapkan bahwa keseluruhan pertunjukan memiliki satu benang merah. Drama “Rumpang” yang bersuasana pra-kemerdekaan sengaja dihubungkan dengan puisi “Untuk Apa Kita Merdeka?” dan cerpen “Sehelai Kain Hitam” yang juga menyiratkan ketidaksesuaian antara penampilan dan perbuatan.

“Jadi secara tidak langsung ingin disampaikan, kelau belum sesuai dengan definisi merdeka itu sendiri,” kata Aisyah.


Proses kreatif di balik pementasan ini pun tidak mudah. Aisyah menjelaskan bahwa persiapan dimulai sejak awal semester 6, namun eksekusi intensif baru berjalan selama dua bulan terakhir. Tantangan terbesar datang dari manajemen waktu para aktor yang sulit membagi waktu di tengah tugas-tugas kuliah semester 6. Selain itu, naskah harus direvisi berulang kali karena saat diimplementasikan seringkali tidak sesuai.

“Pas kita mengerjakan naskahnya itu benar-benar penuh pertimbangan dari segi pesan-pesan dan properti yang akan digunakan,” tambah Aisyah.


Melalui pertunjukan ini, Aisyah berharap seluruh tim dapat belajar tentang rasa tanggung jawab dan kerja sama tim yang baik.

“Karena ini memang murni dari kelas kami saja sehingga rangkaian kegiatannya kita sendiri yang tanggung jawab. Harapan saya ke depannya semoga bisa lebih baik dan menyelenggarakan acara yang lebih besar,” tutupnya. (Yus/Saf)

Yusril Muzakki

Editor:

Safira Ramadani Mahfud

Berita Terkait

Kolaborasi PPLK FAI Unisma dan MA Al-Maarif Singosari Hadirkan Semangat Baru di Harlah ke-59

Mahasiswa PBLI KSM Terpadu Unisma Ramaikan Acara Harlah MA Almaarif Singosari Ke-59

Lewat Progran KSM-E, Mahasiswa PBSI Unisma Latih Kepemimpinan Osis Ponpes Babussalam

KSM-E KOMUNITAS TEAER UNISMA SUKSESKAN DIKLAT TEATER EMBUN SMK 3 MALANG

Mahasiswa Peneliti Unisma Sukses Implementasikan Pembelajaran Inovatif Melalui Lesson Study di SMP Negeri 01 Dau

Mahasiswa Peneliti Unisma Warnai Lesson Study di SMPN Dau dengan Kenalkan Literasi Sastra Digital

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Produk Fenomena

Majalah LPM Fenomena Edisi 30

Lensa

Terbaru

Kolaborasi PPLK FAI Unisma dan MA Al-Maarif Singosari Hadirkan Semangat Baru di Harlah ke-59

Mahasiswa PBLI KSM Terpadu Unisma Ramaikan Acara Harlah MA Almaarif Singosari Ke-59

Lewat Progran KSM-E, Mahasiswa PBSI Unisma Latih Kepemimpinan Osis Ponpes Babussalam

Populer

Kolaborasi PPLK FAI Unisma dan MA Al-Maarif Singosari Hadirkan Semangat Baru di Harlah ke-59

Mahasiswa PBLI KSM Terpadu Unisma Ramaikan Acara Harlah MA Almaarif Singosari Ke-59

Lewat Progran KSM-E, Mahasiswa PBSI Unisma Latih Kepemimpinan Osis Ponpes Babussalam

Terbaru

Kolaborasi PPLK FAI Unisma dan MA Al-Maarif Singosari Hadirkan Semangat Baru di Harlah ke-59

Mahasiswa PBLI KSM Terpadu Unisma Ramaikan Acara Harlah MA Almaarif Singosari Ke-59

Lewat Progran KSM-E, Mahasiswa PBSI Unisma Latih Kepemimpinan Osis Ponpes Babussalam

KSM-E KOMUNITAS TEAER UNISMA SUKSESKAN DIKLAT TEATER EMBUN SMK 3 MALANG

Populer

Kolaborasi PPLK FAI Unisma dan MA Al-Maarif Singosari Hadirkan Semangat Baru di Harlah ke-59

Mahasiswa PBLI KSM Terpadu Unisma Ramaikan Acara Harlah MA Almaarif Singosari Ke-59

Lewat Progran KSM-E, Mahasiswa PBSI Unisma Latih Kepemimpinan Osis Ponpes Babussalam

KSM-E KOMUNITAS TEAER UNISMA SUKSESKAN DIKLAT TEATER EMBUN SMK 3 MALANG

Produk Fenomena

Majalah LPM Fenomena Edisi 30

Lensa