"Berbagi Kata, Berbagi Berita"

PEMIMPI ATAU PEMIMPIN?

Oleh: Hayat Abdurahman

Tema ini cuma menambahkan huruf ‘N’ untuk menjadi pemimpin, mudah kan ditulis? Tapi tidur saja lebih wenak lebih segar, dari pada ruwet mengurus hal-hal berbau sosial. Jangan jadi pemimpin, memikirkan anggota itu berat, menguras tenaga, menghabiskan waktu, mental, melatih kesabaran dan membentuk pola pikir, dan nalar terus berjalan, itulah pemimpin yang benar-benar layak memimpin.

Sebelum penulis bangun dari tidurnya dan mencoba menuliskan hal-hal kecil, mimpinya mendengar pidato ”Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.” Bung Karno. Jika mimpi-mimpimu besar, dirimu sendiri yang akan membuka pintu pertama untuk mewujudkannya, wadah yang besar, ruang yang sudah ada tinggal mengambil kesempatan, itu pintu kedua, masih banyak pintu yang lain. 

Penulis juga teringat apa yang ditulis oleh Mahbub Djunaidi si Pendekar pena “Jika ingin mengenal dunia maka membacalah, jika ingin dikenal dunia maka menulislah, jika ingin jadi pemimpin besar maka berorganisasilah” Kenapa harus berorganisasi untuk jadi pemimpin besar?

Mungkin ini sebabnya; kenapa yang selalu digaungkan dalam masuk organisasi, seberapa banyak kita memberikan sesuatu bukan malah minta sesuatu? Hal ini pertanda kita memberikan sesuatu; menampilkan bakat, membangun prinsip, memecahkan permasalahan sosial, dan menghidupkan organisasi. Sehingga orang lain melirik lalu menilai orang tersebut ternyata mempunyai potensi dan membuat dirinya selangkah lebih maju diantara yang lain.

Alhasil siapa yang akan diuntungkan dalam hal ini? Bersyukurlah diposisi proses merasakan banyak keindahan; luka, duka, senang, dan gembira menjadi jejak yang paling indah untuk kita ceritakan kelak nanti. Seseorang akan bersyukur pula, kalau sering diperlukan dan bermanfaat bagi sesamanya. Dalam urusan sosial memang selalu membikin carut marut isi kepala,hal itulah keberuntungan untuk kita belajar lebih dewasa sesungguhnya, lebih menyiapkan diri sebelum terjal ke dunia dunia luar, yang rasanya tidak bisa dituliskan dengan kalimat indah rupanya.

Tentu, menjadi pemimpin untuk diri sendiri sudah cukup, menjadi pemimpin tidaklah mudah, tapi menjadi pemimpin yang membawa, mengantarkan, dan membentuk seseorang lebih berarti, lebih berharga dibandingkan hanya pemimpin untuk diri sendiri.

Di halaman 56 dalam buku Kolom demi kolom “Pemimpin itu perlu imajinasi, kata Parkinson, lantas menyusun pengetahuan, punya kepastian bertindak, kesanggupan, keras hati campur sedikit bengis, dan daya tarik.” Mahbub Djunaidi. Apalagi mumpung masih muda, semangatnya berapi-api, masih segar pula, dan jangan muda di usia tua, sayangkan? Kesempatan-kesempatan dan pengalaman-pengalaman baru yang perlu kita coba sekarang, mengapa tidak?

Tulisan Lain di

Rest In Poor Badan Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa UNISMA

Politik Bukan “Seni Pasrah”: Melawan Demokrasi Semu dan Menuntut Jihad Intelektual Mahasiswa UNISMA

Elitis, Eksklusif, dan Degeneratif: Penyakit Kronis Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Kehebohan Amplop Kiai vs. Kelebihan Transfer Rp54 Juta: Dosa Mana yang Lebih Gurih buat Rating TV?

XPose Uncensored, Tayangan yang Menelanjangi Kebodohan Media Komersial

Trailer Film yang Katanya Nasionalis, tapi Bahasanya Campur Aduk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

Rest In Poor Badan Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa UNISMA

Tok! Fikri-Amila Unggul 71,51% di Pemira Unisma 2025, KPU Tunggu Masa Sanggah 3 Hari Sebelum Penetapan Final

Sukseskan Gelar Grand Final, FKIP Unisma Lahirkan Duta Mahasiswa Profesional dan Berakhlakul Karimah.

Politik Bukan “Seni Pasrah”: Melawan Demokrasi Semu dan Menuntut Jihad Intelektual Mahasiswa UNISMA

Populer

Rest In Poor Badan Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa UNISMA

Tok! Fikri-Amila Unggul 71,51% di Pemira Unisma 2025, KPU Tunggu Masa Sanggah 3 Hari Sebelum Penetapan Final

Sukseskan Gelar Grand Final, FKIP Unisma Lahirkan Duta Mahasiswa Profesional dan Berakhlakul Karimah.

Politik Bukan “Seni Pasrah”: Melawan Demokrasi Semu dan Menuntut Jihad Intelektual Mahasiswa UNISMA