LPM FENOMENA – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himaprodi PBSI) Universitas Islam Malang (Unisma) sukses menggelar puncak “Gebyar Bulan Bahasa 2025” pada Sabtu (8/11/2025). Mengusung tema “Dari Inspirasi Menjadi Ekspresi, Menyelami Dunia Puisi”, acara ini menjadi wadah bagi mahasiswa dan pelajar untuk mengekspresikan diri melalui sastra.
Dalam sambutannya, Kaprodi PBSI, Frida Siswiyanti, M.Pd., mengapresiasi seminar ini sebagai puncak acara. Ia juga menyoroti tantangan umum bahwa mahasiswa sering menganggap proses kreatif puisi “lebih sulit” dibanding sastra lain, sebuah persepsi yang coba dijawab oleh seminar ini.
Ketua Pelaksana, Rahma Arfania Rizki, dalam wawancaranya mengakui adanya tantangan dalam persiapan.
“Tantangan terbesar saya dan teman-teman panitia adalah seringnya miskomunikasi antar panitia,” ujarnya. Hal ini, menurutnya, disebabkan “kendala waktu yang terlalu mepet”.
Meski demikian, Rahma menegaskan acara ini tetap sukses, melihat jumlah peserta lomba puisi meningkat dibandingkan tahun lalu.
Seminar ini menghadirkan dua materi utama. Materi “Kepenulisan Puisi” oleh Helmi Wicaksono, S.Pd., M.Pd., dan materi “Puisi dan Problematika Kemanusiaan Indonesia Hari Ini” oleh Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd.

Materi dari Dr. Tengsoe Tjahjono mendapat sorotan khusus dari peserta. Siroj Maulana Tholibin misalnya, salah seorang peserta, mengaku mendapat ilmu baru dari materi tersebut, khususnya tentang menulis kritik sosial.
“Saya belajar bagaimana menulis kritik sosial dengan etika, tanpa menyudutkan suatu pandangan, tapi orang lain paham dengan maksud kita,” ujar Siroj.
Siroj, yang juga meraih Juara 3 Lomba Cipta Puisi, menceritakan karyanya yang berjudul “Sirius dan Aku” terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat SMP. Melalui lomba ini, Siroj menyampaikan harapan karyanya bisa dikenal oleh banyak khalayak.
“Saya berharap ke depannya, karya-karya saya bisa dikenal oleh orang-orang,” tuturnya.
Gebyar bulan bahasa 2025 menjadi wadah kreativitas anak bangsa dalam melestarikan sastra. Melalui acara ini pula Himaprodi PBSI membuktikan bahwa karya sastra puisi sebagai medium yang masih relevan dengan ekspresi dan kritik sosial di kalangan pemuda. Acara ini diharapkan terus menginspirasi dan melahirkan penyair-prnyair muda yang berkualitas.






