Di tengah laut ia mengerang
Di tengah badai ia terombang
Di tengah hidup ia bimbang
Namun angin yang kuat tak bisa menghempasnya
Badai yang datang tak mampu menundukkannya
Ombak yang besar tak dapat menjatuhkannya
Dia masih berdiri, berdiam diri, sendiri, memaku diri
Entah apa yang ia kejar
Hingga lautan pun tak dapat menghentikannya
Tak ada pulau di seberang sana
Yang dapat dijangkau oleh mata
Tak ada bantuan, perahu-perahu, kapal-kapal dalam arah pandang
Dia kembali melihat, tak ada siluet kecil pun di kejauhan
Dia benar-benar sendiri, mematri diri
Dan dia mencoba menanamkan keyakinan
Bahwa di depan akan ada tempat berlabuh yang dia impikan
Lantas disaat langit gemuruh, menandakan bahwa dia
Tidak akan baik-baik saja
Dia tidak bergeming dan berkata dengan lantangnya
“Aku adalah bumi, dimana harapan akan selalu tumbuh
Aku adalah langit, yang berada diatas segalanya
Aku adalah api, dengan bara yang tak pernah padam”
Malang