"Berbagi Kata, Berbagi Berita"

Tolak Omnibus Law, Buruh: “Nasib anakku”

Kontroversi perubahan kebijakan di sector ketenagakerjaan yang sebelumnya diatur dalam UU No 13 Tahun 2003 dengan UU Omnibus Law Cipta Kerja menggugah buruh untuk turut melangsungkan unjuk rasa. Kamis (8/10), aliansi Malang Melawan bersama sekira 1000 buruh yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) melakukan longmars dari perempatan BCA di Jalan Kahuripan menuju Gedung DPRD Kota Malang.

“Banyak sekali point-point di Omnibus Law Cipta Kerja yang (sebelumnya di UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan) katanya nggak dihapus. Tapi kan banyak yang hilang,” ungkap Puji Astuti pekerja PT Utama Mama. Tak hanya itu, Astuti menyayangkan perubahan pesangon yang awalnya dihitung 32 kali gaji, kini hanya 25 saja. “Harapan saya sih untuk pemerintah, tolong cabut itu. Karena itu sangat menyusahkan rakyat. Paling tidak dengan gerakan ini, Jokowi terketuk hatinya. Soalnya ini juga nasib anakku,” tutup Astuti dari SPBI.

Setelah UU Omnibus Law disahkan Senin (5/10), awalnya Puji Astuti dan buruh lainnya berencana aksi di Surabaya. “Tapi, karena di Malang adem-ayem. Dari tanggal 6-7 nggak ada aksi, akhirnya kita sepakati untuk turun di Malang. Ini rencananya kalo di Malang, ndak berhasil, kita akan ke Surabaya lebih besar lagi” tambahnya.

Sekira pukul 10.00 WIB, rombongan buruh bergabung dengan massa di perempatan BCA di Jalan Kahuripan. Dengan mengenakan kaos merah, sejumlah buruh membentangkan banner bertuliskan “Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia menuntut Batalkan UU Cipta Kerja dan Terbitkan Perppu”. Selain itu, para buruh juga mengangkat selebaran bertuliskan “Omnibus Law = Jam kerja lebih 8 jam, Omnibus Law = Outsourching seumur hidup”.

Dari Jalan Kahuripan, massa aksi kemudian melakukan longmars menuju gedung DPRD. Awalnya aksi berjalan kondusif. Sekira pukul 11.20 WIB dari arah peserta demonstrasi, terjaid pelemparan batu, botol air mineral, hingga petasan. Polisi kemudian menembakkan gas air mata yang terpaksa mmebuat massa harus mundur. Penjual sempol yang awalnya berada di sekitar bundaran turut kabur, “Gerobak saya tinggal. Saya tinggal lari untuk mengamankan diri. Karena sebelumnya tidak pernah aksi ricuh seperti ini”.

Hal yang sama kembali terjadi sekira pukul 13.30 WIB. Polisi kembali menembakkan gas air mata dan watercanon. Menurut keterangan peserta demonstran, ada satu kelompok yang membuat massa aksi terpecah. “Kericuhan kemarin gara-gara oknum, soalnya kelihatan mana yang oknum dan mahasiswa beneran,” ungkap Ical.

penulis

M. Hafilul Ulum dan Izza Rahmatika Mukti

Berita Terkait

Refleksi Sejarah Resolusi Jihad, Unisma laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Libatkan Volunteer dari Jurusan Lain, ESA UNISMA Sukses Gelar NEF 2024

LPBA-BIPA Universitas Islam Malang Menggelar Lokakarya Penguatan Program Bahasa Asing dan BIPA 2024

Semangat Solidaritas Membentuk Generasi Berkualitas dalam Temu Akrab Mahasiswa Baru PBSI Unisma

2 Tahun Tragedi Kanjuruhan : Menjaga Solidaritas Masyarakat Sipil Terhadap Perjuangan Keluarga

Talkshow Pendidikan Ikut Memeriahkan Penutupan Kompetisi Matematika Nasional PHI Ke-XXIII di Unisma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Produk Fenomena

Buletin Fenomena Edisi September 2024

Lensa

Terbaru

Refleksi Sejarah Resolusi Jihad, Unisma laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Libatkan Volunteer dari Jurusan Lain, ESA UNISMA Sukses Gelar NEF 2024

Cahaya Padam di Ujung Kemenangan

Populer

Refleksi Sejarah Resolusi Jihad, Unisma laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Libatkan Volunteer dari Jurusan Lain, ESA UNISMA Sukses Gelar NEF 2024

Cahaya Padam di Ujung Kemenangan

Terbaru

Refleksi Sejarah Resolusi Jihad, Unisma laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Libatkan Volunteer dari Jurusan Lain, ESA UNISMA Sukses Gelar NEF 2024

Cahaya Padam di Ujung Kemenangan

Dulu Bisa Hampir Setiap Hari Main Judol, Sekarang Tobat

Populer

Refleksi Sejarah Resolusi Jihad, Unisma laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Libatkan Volunteer dari Jurusan Lain, ESA UNISMA Sukses Gelar NEF 2024

Cahaya Padam di Ujung Kemenangan

Dulu Bisa Hampir Setiap Hari Main Judol, Sekarang Tobat

Produk Fenomena

Buletin Fenomena Edisi September 2024

Lensa