"Berbagi Kata, Berbagi Berita"

PION

Oleh: Windy Fransisca
https://gerimissenjablog.files.wordpress.com/2015/11/pion-raja.jpg
Sumber Foto: https://gerimissenjablog.files.wordpress.com/2015/11/pion-raja.jpg

Bel istirahat berbunyi, para siswa dari kelasku berhamburan keluar untuk mengisi perut mereka, menyisakan aku dan Gembul yang tengah bermain catur.

Permainan catur merupakan salah satu permainan favoritku. Kenapa? Karena dengan bermain catur aku bisa berduaan dengan dia, eh!

Tidak! Bukan itu alasannya! Aku suka bermain catur karena memang itu adalah permainan yang cukup menantang. Kelihatannya memang sederhana hanya menggerakkan buah catur dalam papan catur. Namun,  bergerakpun harus ada aturannya. Tidak boleh asal. Dibutuhkan suatu strategi khusus untuk mengerakkan supaya kamu bisa menangkan hatinya, eh salah! Permainannya maksudku.

Aku sangat bersyukur Gembul juga menyukai permainan ini. Itu artinya aku dan dia…jodoh!  /Plak/

Haha bercanda! Aku bersyukur karena aku ada lawan main. Aku perempuan dan kebanyakan teman sejenisku tidak ada yang bisa bermain catur. Mungkin karena catur identik dengan laki-laki. Gembul sangat jago bermain catur. Total lima kali bermain aku hanya memenangkan satu kali saja. Entah karena memang aku yang tidak bisa bermain tapi sok-sokan main catur atau memang karena dia jago? Aku tidak tahu.

Yang jelas aku suka bermain dengannya karena banyak ilmu yang kudapat. Gembul bukan orang yang pelit ilmu. Dia selalu memberi tahu aku bagaimana strategi supaya memenangkan permainan catur. Tapi sayangnya dia lupa memberi tahu aku bagaimana cara untuk memenangkan hatinya..hehe.

Kenapa malah membahas soal hati? Gawat bisa panjang urusannya.

Kembali ke topik. Waktu itu aku iseng bertanya pada Gembul.

“Buah catur apa yang kamu suka, Bul?” Aku bertanya sembari melangkahkan pionku untuk menghadang menterinya yang ingin memakan bentengku.

Gembul terdiam sejenak tidak langsung menjawab pertanyaan yang aku ajukan. Entah karena dia sedang berpikir akan menggerakkan buah catur yang mana atau berpikir untuk menjawab pertanyaanku.

“Raja,” katanya menggerakkan kudanya. Tepat seperti dugaanku, dia menjawab raja. Sebagian besar orang yang kutanya juga akan menjawab demikian.

“Kenapa?” Aku bertanya lagi ingin mengetahui alasannya.

“Karena raja itu ganteng!” Celetuknya asal membuatku dengan gemas memukul lengannya pelan.

“Serius, Bul! kesalku menatapnya tajam.

Bukannya takut dengan tatapanku, Gembul justru tertawa.

“Jangan serius dulu, aku belum siap!” Gembul menggodaku.

“Bul!” Aku mendesis.

“Iya, sayang!” Jawabannya dengan senyum andalannya.

Sialan si Gembul! Bukannya menjawab justru terus saja menggodaku. Apa pemuda itu tidak tahu? Jika kalimat sederhana yang tidak sengaja dia lontarkan itu akan berdampak besar bagi kesehatan jantungku

Tidak! Aku tidak boleh terbuai dengan mulut manisnya karena yang manis di bibir belum tentu manis di hati. Ea, seperti lirik lagu? Wkwk…

Selagi menormalkan detak jantungku, aku terus mendesaknya untuk segera memberi tahuku jawaban atas pertanyaanku.

Meski sedikit alot karena dia terus menggodaku. Namun, akhirnya aku dapatkan juga hatinya. /Plak/

Jawabannya maksudku  hehe…

“Raja itu piranti paling penting dalam permainan catur karena jika raja tewas kelar sudah permainannya.” Itu adalah jawaban dari si Gembul.

Aku mengangguk, menyetujui jawabannya. Memang raja adalah piranti yang penting dalam permainan catur. Namun, ada piranti lain yang menurutku paling berarti.

“Bagaimana dengan pion?” Aku bertanya lagi.

Gembul mengernyitkan dahi, “pion?”

Aku mengangguk, “iya. Apa menurut mu pion juga penting?”

“Iya. Pion itu penting karena dia merupakan pelengkap permainan tanpa dia permainan tidak akan lengkap.”

Aku mengulas senyum tipis. “Bagiku pion bukan hanya sekedar pelengkap permainan, tapi lebih dari itu. Pion adalah pembuka permainan dalam  catur. Tanpa pion buah catur lain tidak akan bisa bergerak,”

“Kuda bisa!” sahut Gembul menyelaku.

Aku mengangguk, “kuda memang bisa bergerak meski ada pion di depannya. Tapi selama aku bermain, belum pernah aku melihat kuda bergerak terlebih dahulu sebelum pion?”

“Iya juga sih hehe..” Gembul menyengir sembari menggaruk tengkuknya .

“Lalu apa maksudnya?” lanjut Gembul.

“Maksudnya, pion itu menentukan langkah pemain lainnya. Jika dalam pembukaan salah melangkahkan pion, akan sulit menentukan strategi berikutnya.”

“Sama seperti hidup, Bul. Salah ambil langkah bakalan kacau hidupmu.”

Gembul terkekeh pelan, “ini berlaku untuk cari jodoh juga ya? Salah cari jodoh bisa kacau rumah tanggaku. ” Kata Gembul dengan nada bercanda.

Namun, sebenarnya apa yang diucapkan Gembul ada benarnya juga. Mencari jodoh memang harus hati-hati supaya tidak salah pilih.

“Jodoh terus pikiranmu, Bul. Tugas matematika kerjain dulu! Baru mikirin jodoh.” Aku mengejeknya.

Gembul tertawa, “iya-iya nanti aku kerjain.”

“Hmm…”

“Selain dalam urusan melangkahkan,  hal lain apa yang kamu sukai dari pion?” Wajah Gembul kini berubah menjadi serius sepertinya dia mulai tertarik dengan topik yang aku bahas.

“Banyak!” Jawabanku semangat.

Gembul menaikkan sebelah alisnya, “Sebanyak cinta aku ke kamu, nggak?” Lagi. Dia menggodaku.

Aku memutar kedua bola mataku malas, “Bul!” peringatku.

“Haha… iya-iya bercanda, bos. Jangan terlalu serius! Hidup cuma sekali, dibawa santai aja.”

“Justru karena sekali makanya jangan terlalu santai. Nggak baik! Nanti kamu bisa lupa sama tujuanmu hidup!”

Lagi-lagi Gembul tertawa. Entah sudah berapa kali aku melihat dia tertawa hari ini. Sepertinya suasana hatinya sedang sangat baik.

“Tau, bos. Sesuai porsinya kan?” ucapannya kembali serius.

“Iya.”

Gembul tersenyum tipis, “lanjutin yang tadi!” seru Gembul.

“Aku suka pion karena dia itu pemberani, Bul.”

“Dalam situasi apapun dia tidak pernah sekalipun mundur dan justru terus melangkah maju.”

“Hidup juga harus gitu, Bul! Selama kita tidak berbuat salah jangan pernah mundur. Dan apabila kita dihadapkan oleh masalah jangan pernah sekalipun menghindarinya. Apalagi sampai gantung diri.”

Aku terdiam sejenak mengamati wajah Gembul. Tidak ada tanda-tanda dia akan menyela ucapanku, membuat aku berani melanjutkan ucapanku.

“Gantung diri itu bukan suatu penyelesaian masalah. Namun, penambahan masalah!”

“Kok bisa?” kata Gembul, akhirnya dia kembali bersuara.

Aku tersenyum tipis, “Bisa. Kebanyakan orang yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri itu berpikir bahwa masalahnya selesai. Iya memang selesai namun hanya sesaat. Setelah itu akan ada masalah lagi yang lebih besar.”

“Di alam akhirat nanti dia akan mendapatkan masalah dengan Tuhannya. Masalah di dunia saja sudah mengerikan apa lagi dengan Tuhan.”

“Sebaiknya sebelum bertindak berpikir dulu. Apakah tindakan yang kita lakukan berdampak tidak?”

“Kasian juga dengan keluarganya, pasti sangat sedih bila ditinggalkan apalagi jika dia seorang tulang punggung keluarga, huh rasanya aku tidak sanggup untuk membayangkannya.”

Aku menghentikan ucapanku mengenai perilaku gantung diri. Terlalu ngeri untuk membicarakannya. Yang jelas satu pesanku, seberat apapun masalahmu jangan pernah mencoba untuk mengakhiri hidupmu. Jika ada masalah selesaikan! Jangan menghindar karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

Gembul mengangguk, “apa masih ada lagi?” Gembul bertanya.

“Ada dan ini yang terakhir.”

“Apa?”

“Pion itu kecil-kecil cabe rawit.”

“Kadang orang mengangapnya remeh tidak terlalu berharga. Kalo pion tewas atau bahkan lenyap semua di makan lawan, pasti kamu tidak akan histeris. berbeda jika benteng atau ratumu  yang tewas.”

“Padahal kenyataannya pion itu sangat berharga. Apabila pionmu bisa mencapai ujung papan dia akan bisa berubah menjadi apapun, menjadi raja sekalipun.”

“Lantas apa maknanya?”

“Maknanya jangan pernah meremehkan orang karena bisa jadi orang yang selalu kamu remehkan lebih hebat dan sukses daripada kamu.” Ucapku mengakhiri perbincangan santai ku dengan Gembul pagi ini.

Setelah itu, kami melanjutkan permainan kami yang sempat tertunda.

Tulisan Lain di &

Cahaya Padam di Ujung Kemenangan

PUTIBAR: Jejak Sejarah dan puisi lainnya…

Menguak Benang Misteri: 5 Miliar Won Dalam Film Connection

Peringatan Darurat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

Refleksi Sejarah Resolusi Jihad, Unisma laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Libatkan Volunteer dari Jurusan Lain, ESA UNISMA Sukses Gelar NEF 2024

Cahaya Padam di Ujung Kemenangan

Dulu Bisa Hampir Setiap Hari Main Judol, Sekarang Tobat

Populer

Refleksi Sejarah Resolusi Jihad, Unisma laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Libatkan Volunteer dari Jurusan Lain, ESA UNISMA Sukses Gelar NEF 2024

Cahaya Padam di Ujung Kemenangan

Dulu Bisa Hampir Setiap Hari Main Judol, Sekarang Tobat