"Berbagi Kata, Berbagi Berita"

Janji Para Lelaki Sebelum Berperang

Oleh: Zahrotunnisa Salsabila
Ilustrasi by pinterest

Ah, basi.
Aku telah menelisik ribuan alasan yang kau beri padaku.
Namun tak satupun yang menjawab pertanyaanku.
Dimana janji itu sekarang?.
Apakah hanya alat birokrasi cintamu saja?.
Akan kuberi kau dunia dengan tetek bengeknya!
Akan kubangunkan sebuah candi dalam satu jam!
Akan kuhidupi seluruh rakyat dengan segala hal yang gratis!
Akan kusebarkan bansos bansos cinta untukmu, sayangku!

Ah, basi!
Janji manis yang kau tuai kini menjadi perasa basi dalam ocehanmu!.
Wajar bila kami berucap semua lelaki sama saja!.
Lihatlah ia yang berdiri dengan gagahnya didepan para rakyat!.
Mereka juga lelaki dengan beribu janji.
Yang bungkam bila kami mencari.
Yang mereka butuh hanya validasi!
Dan hilang dengan banyak kontroversi!

Alah, basi!
Sudahlah, sudahi saja semua celotehanmu ini!.
Memuakkan!.
Tak ada yang bisa kugapai.
Entah engkau yang terlalu membatasi.
Atau aku yang telah kau habisi.
Runyam, rumit, kalut.
Ah, basi!

Tulisan Lain di &

En Garde: Energi Booster dengan Lirik Penyemangat Anti-Give Up!

Keadilan Dibalik Ketidakadilan Dalam Film The Judge From Hell

Di Suatu Kedepan Tanpa Gagang Senjata di Tempurung Kepala

Setan Bulan Puasa

Sajak Untuk Yunita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

Adakan Pelatihan untuk Anggota Baru, LPM Fenomena Siap Upgrade Misi

Calon Wisudawan FKIP Unisma Berjalan Gagah Dengan Senyum Sumringah Saat Pengukuhan Lulusan Periode Ke-76

Jadi Dosen Tamu di Universiti Putra Malaysia, Dr. Ari Ambarawati Perkenalkan Fiksi Anak Bertema Lingkungan

Keadilan yang Membara: Dialog antara Komunis, Islam, dan Literasi yang Terpinggirkan

Populer

Adakan Pelatihan untuk Anggota Baru, LPM Fenomena Siap Upgrade Misi

Calon Wisudawan FKIP Unisma Berjalan Gagah Dengan Senyum Sumringah Saat Pengukuhan Lulusan Periode Ke-76

Jadi Dosen Tamu di Universiti Putra Malaysia, Dr. Ari Ambarawati Perkenalkan Fiksi Anak Bertema Lingkungan

Keadilan yang Membara: Dialog antara Komunis, Islam, dan Literasi yang Terpinggirkan