Di suatu kedepan aku ingin ngopi dengan
tenang di teras rumah, sambil membaca buku-buku
punyanya pram dan menamatkan Laut Bercerita
dan melenggang-lenggakkan ekspresi
berteriak sampai suara habis
dengan puisi-puisi rendra dan wiji thukul
di tangan, tangan satunya kuat mengepal
seru dan menyeru membacakan sampai
berisik sendiri dan tetangga marah
itu sekalian aku videokan, masuk youtube
dan semoga-semoga sampai viral di tiktok
lalu dapat adsense, dan membayar pajak yang rendah
sungguh kesemogaan luar biasa yang paling teramini
dari rakyat sipil sepertiku yang bermimpi indah
dan semoga mimpi yang lain alias
mimpi buruknya yang tak terjadi, semisal ialah
tak sampai-sampai ada intel
lancang mengintip kemaluan kebebasanku itu
tak sampai gagang-gagang senjata perang
atau sniper handal membawa laras panjang
siap menembus tempurung kepalaku di kejauhan
atau setidak-tidaknya mungkiin
dibuat buntung atau bisu atau mati kebebasanku.
Di suatu kedepan aku ingin hidup
tanpa ada persenjataan, laras-laras panjang itu
atau bahkan berbagai jenis pistol
beredar di lingkungan sekitarku
bukan untuk dibawa pasar, beredar dan diperjualbelikan
tetapi diarahkan ke tempurung-tempurung
yang mereka anggap pemberontak
lalu menggadai kebebasan sipilku.
Dengan menaruh segala hormat untuk tetap
ada kebebasan. Segala puji bagi panglima-panglima
militer semoga hanya menjaga dan tak merampas negeri ini
semoga aku tak mati mengenaskan
atau kelayakan hidup yang direnggut dan hilang.
Aku ingin kedepan baik-baik saja.
Dengan tenang ngopi sudah sambil membahas negeri
dan saham-saham lokal yang tak lagi terpuruk
dan perekonomian negara ini kian tumbuh tiap tahun
dan pemerintah yang punya akal sehat
dan terutama wakil-wakil rakyat yang tak lagi mewakili partai.
Sampai segala doa terpanjat
sampai sekarang
mungkin bisa jadi saatnya mewujudkan, dengan
segala mimpi bila-bila tak ada mimpi buruk
yang malah jadi kenyataan
kalau-kalau ternyata kini negara menggunakan alat terakhirnya
dan militer mulai-mulai berkuasa atau dipakai kuasa
tak ada pilihan lagi bukan, kalau selain melawan?!
Di suatu kedepan rakyat sipil sepertiku tak merasakan
seperti pendahulu-pendahuluku saat-saat jaman orde baru
Di suatu kedepan aku tak ingin
ada gagang senjata dan segala ancaman
mengincar kepala dan hidupku.
Di suatu kedepan tanpa merasakan kebebasan lagi
sungguh tak mau, kapan dan apa yang nanti bakal tiba?
Dan di suatu kedepan aku malah jadi
menulis puisi-puisi perlawanan
atau lebih suka menulis indahnya
negeriku dengan tanpa tekanan.
Naungan Malang, 2025.



